Modifikasi roda dua atau biasa kita sebut “motor” memang
sangat luas cakupannya, mulai dari motor bebek sampai moge dan modifikasi itu
sendiri biasanya tanpa batas dan tanpa ada kepuasan. Kenapa saya bilang “tanpa
batas”? yah benar sekali, modifikasi itu lebih ke selera dan hobi, yang mana
setiap orang memiliki selera masing-masing. Setiap orang bebas berkreasi dengan
ide-ide yang ada di kepalanya untuk mewujudkan angan-angan yang ada di benak
mereka masing-masing.
Lalu kenapa saya bilang “tanpa ada kepuasan”? yah benar
sekali, terkadang saat kita mencapai apa yang kita inginkan, maka akan tumbuh
keinginan lain untuk menjadi lebih dan lebih, itu adalah salah satu sifat
manusia yang mana tidak ada kata puas baginya. Begitu juga hal nya dengan
modifikasi, saat kita menginginkan modifikasi seperti “A” maka pada saat
keinginan tersebut tercapai, maka akan selalu saja ada yang dirasa kurang, yang
ujung-ujung nya motor kembali masuk “pesantren” untuk di rubah. Atau pada saat
kita melihat hasil modifikasi orang lain, maka dalah diri kita akan muncul rasa
ingin lebih, ingin modifikasi yang lebih dari orang lain.
Namun ada hal penting lainnya yang harus kita lakukan supaya
modifikasi kita lebih terarah dan lebih sempurna, yaitu “konsep”, sebelum kita
melakukan modifikasi, alangkah baiknya kita memilih konsep terlebih dahulu,mau
pilih aliran apa?, mau di apakan motor kita ini ?, dan juga untuk memperhitungkan
berapa lama waktu pengerjaan, berapa banyak biaya yang kita keluarkan,
part-part apa saja yang kita butuhkan dan tentunya bengkel modifikasi mana yang
akan kita pilih untuk mewujudkan konsep tersebut. Tanpa adanya konsep maka yang
ada modifikasi kita jadi hambar, tidak jelas arah dan tujuan, bahkan bias-bisa
malah kebobolan, biaya yang kita keluarkan akan terbuang percuma karena konsep
yang tidak jelas. Berbicara konsep, pada arikel sebelumnya saya pernah membahas
hal tersebut, monggo di cek lagi untuk sekedar referensi.
Baik, sepertinya sudah cukup panjang narasi nya, kita mulai saja ke inti dari artikel saya kali ini. Sebenarnya masih sambungan dari artikel sebelumnya, yaitu modifikasi vixion minimalis. Seperti yang saya ungkapkan di atas, bahwa modifikasi itu tidak ada kepuasan nya, di saat kita sudah mencapai apa yang kita inginkan, maka akan timbul ingin tahu dengan aliran lain, atau juga karena diracuni di komunitas motor tempat kita nongkrong, atau hanya sekedar mencari sesuatu yang baru karena kita sudah mulai bosan dengan konsep itu-itu saja. Namun hal ini tidak mutlak kok, masih ada tuh rider yang setia dengan satu konsep, mau di racuni dengan racun apapun imannya tidak akan goyah, mau di komporin dengan kompor apapu tetap setia dengan satu konsep, seperti halnya kita saat mencari pasangan hidup, di saat kita belum menemukan yang cocok dengan hati, maka kita terus mencari dan mencari hingga akhrinya hati pun berlabuh di suatu tempat dan tempat tersebut membuat kita merasa nyaman, membuat kita tidak pernah bosan, membuat kita tidak ingin melirik pelabuhan lain dan membuat kita tidak ingin pernah untuk pergi dan meninggalkan pelabuhan tersebut. (hmmm kok malah curhat yah hehehe :D). begitu pula dengan modifikasi, di saat kita belum menemukan konsep modifikasi yang sesuai dengan dambaan hati, maka kita akan terus merasa bosan, merasa ingin sesuatu yang beda, intinya tidak ada kepuasan tersendiri (walaupun kepuasan itu ada saat kita mencapai apa yang kita inginkan).
Baik, sepertinya sudah cukup panjang narasi nya, kita mulai saja ke inti dari artikel saya kali ini. Sebenarnya masih sambungan dari artikel sebelumnya, yaitu modifikasi vixion minimalis. Seperti yang saya ungkapkan di atas, bahwa modifikasi itu tidak ada kepuasan nya, di saat kita sudah mencapai apa yang kita inginkan, maka akan timbul ingin tahu dengan aliran lain, atau juga karena diracuni di komunitas motor tempat kita nongkrong, atau hanya sekedar mencari sesuatu yang baru karena kita sudah mulai bosan dengan konsep itu-itu saja. Namun hal ini tidak mutlak kok, masih ada tuh rider yang setia dengan satu konsep, mau di racuni dengan racun apapun imannya tidak akan goyah, mau di komporin dengan kompor apapu tetap setia dengan satu konsep, seperti halnya kita saat mencari pasangan hidup, di saat kita belum menemukan yang cocok dengan hati, maka kita terus mencari dan mencari hingga akhrinya hati pun berlabuh di suatu tempat dan tempat tersebut membuat kita merasa nyaman, membuat kita tidak pernah bosan, membuat kita tidak ingin melirik pelabuhan lain dan membuat kita tidak ingin pernah untuk pergi dan meninggalkan pelabuhan tersebut. (hmmm kok malah curhat yah hehehe :D). begitu pula dengan modifikasi, di saat kita belum menemukan konsep modifikasi yang sesuai dengan dambaan hati, maka kita akan terus merasa bosan, merasa ingin sesuatu yang beda, intinya tidak ada kepuasan tersendiri (walaupun kepuasan itu ada saat kita mencapai apa yang kita inginkan).
Setelah sebelumnya saya mengambil aliran steetfighter dengan
konsep minimalis, kali ini saya tertarik dengan modifikasi sport fairing, atau
sportbike atau apalah itu istilahnya. Konsep yang saya ambil kali ini adalah
Yamaha YZF R6. Kenapa kok Yamaha? Kenapa tidak ambil model Ninja 150 atau CBR.
Seperti yang pernah saya sebutkan, modifikasi itu lebih ke selera, dan setiap
orang memiliki selera masing-masing dan itu tidak ada perundang-undangannya
kalau kita mau modifikasi harus mengikuti aturan ini itu (kecuali untuk kontes
mungkin yah). Lalu seperti apa sih wujud asli Yamaha YZF R6 ini? Ok saya kasi
contohnya yah.
[gamba ambil dari google]
Keren abis kan Yamaha R6 ini, namun ada permasalahan di
sini, sejatinya R6 itu kan moge, dengan kapasitas mesin 599cc, yang dibekali
dengan teknologi Yamaha Chip Control Throttle (YCC-T),
dobel Injektor, Throttle Positiion sensor (TPS), EXUP (Exhaust Ultimate Power
Valve), dan dan Air Injection System (AIS).
SPESIFIKASI
MESIN
Tipe : 599 cc DOHC, 16 titanium valves
Pendingin : liquid-cooled inline 4-cylinder
Bore x Stroke : 67.0 x 42.5mm
Rasio kompresi : 13.1:1
Sistem bahan bakar : Fuel Injection with YCC-T and YCC-I
Pengapian : TCI (Transistor Controlled Ignition)
Transmisi: 6 kecepatan multiplate slipper clutch
DIMENSI
Panjang : 80.3 in
Lebar : 27.8 in
Tinggi: 43.1 in
Jarak poros ban : 54.1 in
Kapasitas tangki bahan bakar : 17,5 liter
Kapasitas bahan bakar cadangan : 3,5 liter
Berat : 417 lb
Ban depan : 120/70-ZR17
Ban belakang : 180/55-ZR17
SUSPENSI dan REM
Suspensi depan : 41mm inverted fork; 4-way adjustable, 4.7-in travel
Suspensi belakang : Single shock; 4-way adjustable, 4.7-in travel
Rem depan : Dual 310mm floating disc; radial-mount 4-piston calipers
Rem belakang : 220mm disc; single-piston caliper
MESIN
Tipe : 599 cc DOHC, 16 titanium valves
Pendingin : liquid-cooled inline 4-cylinder
Bore x Stroke : 67.0 x 42.5mm
Rasio kompresi : 13.1:1
Sistem bahan bakar : Fuel Injection with YCC-T and YCC-I
Pengapian : TCI (Transistor Controlled Ignition)
Transmisi: 6 kecepatan multiplate slipper clutch
DIMENSI
Panjang : 80.3 in
Lebar : 27.8 in
Tinggi: 43.1 in
Jarak poros ban : 54.1 in
Kapasitas tangki bahan bakar : 17,5 liter
Kapasitas bahan bakar cadangan : 3,5 liter
Berat : 417 lb
Ban depan : 120/70-ZR17
Ban belakang : 180/55-ZR17
SUSPENSI dan REM
Suspensi depan : 41mm inverted fork; 4-way adjustable, 4.7-in travel
Suspensi belakang : Single shock; 4-way adjustable, 4.7-in travel
Rem depan : Dual 310mm floating disc; radial-mount 4-piston calipers
Rem belakang : 220mm disc; single-piston caliper
Disini kita bias melihat perbedaan yang
cukup jauh, masa iya motor 150cc di kasih baju 600cc ? nanti kedodoran, body
gede tapi tenaga letoy. Tapi ingat, ini masalah selera, terserah orang lain mau
bilang apa, toh kita punya selera masing-masing, lagipula ini kan modifikasi
body, jadi kita disini bermain body bukan mesin, untuk urusan mesin, belakangan
lah, beresin dulu body nya nanti barus modifikasi mesin, yah walau tidak akan
bias mencapai 600cc tapi minimal di jalanan tidak di asapin sama motor
tetangga, kan malu juga kalau tampilah udah keren tapi gak bias lari.
Kita kembali ke pembicaraan awal, yaitu
modifikasi Vixion to R6, tentunya ini di aplikasikan ke motor saya pribadi.
Baiklah apa saja yang perlu dilakukan untuk perubahan-perubahannya, part apa
saja yang di butuhkan dan bengkel modifikasi mana yang akan kita percaya untuk
mewujudkannya.
Setelah beberapa lama saya berkeliaran
di dunia maya, akhirnya saya menemukan bengkel modifikasi yang bias mewujudkan
konsep yang sudah saya rancang, yaitu bengekl modifikasi Body Custom Indonesia
yang beralamat di Jl. Naradireja 85 perbas Moh. Toha - Bandung, Jawa
Barat (CP: Eby Andika). Atau bias cek situsnya di http://www.bodycustomindo.com
Setelah saya cek, wow saya sedikit kaget waktu itu, untuk
menebus body kit YZF R-6 nya saja seharga 6.500.000, memang harga yang cukup
fantastis bagi kantong mahasiswa seperti saya yang masih mengandalkan uang
jajan dari orang tua. Itu baru body kit nya saja, belum modifikasi kaki-kaki,
stang jepit, RDB dan perintilan-perintilan kecil lainnya. Total bias mencapai
harga di atas 10jt.
Tapi bukan modifikasi namanya kalau saya berhenti di sana,
masih banyak jalan menuju ke roma, hehehe… akhirnya saya mencari dan mencari
lagi, hingga akhrinya saya menemukan fairing R6 yang menjual second di kaskus,
yah ini hanya fairing nya saja, belum dengan buritan, spakbor, stang jepit,
velg, RDB, dan lain sebagainya. Maklum mahasiswa, tidak bias sekaligus, jadi harus
satu-satu, nabung dulu baru beli lagi part-part lainnya. Akhirnya sn aya
menebus fairing tersebut dengan harga yang cukup murah, yang tadinya seharga
1.5jt saya tebus dengan harga 800rb saja (hasin nego abis-abisan nih). Sebagai
catatan, fairing yang saya beli ini berbahan plastik ABS bukan fiber, jadi
fairing akan lebih ringan dan lebih kuat tentunya (ternyata itu tidak jaminan).
Selain fairing saya juga sekalian order kondom tangkinya, karena akan terasa
aneh apabila tangki mungil si vixion tidak di kasih baju.
Untuk menerapkan fairing R6 ini saya mendapat kesulitan,
tentunya tidak bisa saya pasangkan sendiri mengingat untuk membuka headlamp ori
vixion nya saja saya tidak bisa, takut salah sih, nanti malah kelistrikan nya
kacau. Alhasil saya mendatangi bengkel dekat kostan saya, yang berjarak kurang
lebih 500 m dari kostan. Memang sih ini bukan bengkel modifikasi, dan saya juga
meragukannya, akan tetapi saya juga tidak tahu harus berbuat apa lagi, mungkin
ini jalansatu-satunya.
Setelah saya berkonsultasi dengan sang mekanik bengkel, dan
beliau setuju akhirnya saya membawa motor saya beserta baju barunya untuk di
mutilasi, setelah seharian di acak-acak akhirnya terpasang juga fairing R6 ini
di motor vixion yang belum juga setengah tahun turun dari dealer.
Sangat terlihat aneh, dengan stang original vixion, spakbor
depan juga masih original, velg kecil, rearbreak masih system trombol, arm
belakang juga masih original dan jok serta buritan nya masih original vixion.
Sabar, ini masih permulaan, mangingat saya masih berstatus mahasiswa jadi yah
apa boleh buat hasilnya memang jauh dari apa yang sudah saya konsepkan, tapi
ini masih belum setengah jadi, baru fairingnya saja.
Setelah beberapa bulan kemudian baru saya melakukan perubahan
level 2, stang diganti dengan model stang jepit, spakbor depan model ninja.
Alhasil sekarang lumayan mendekati konsep yang sudah saya buat sebelumnya,
tinggal body belakang nih untuk di ganti, dan setelah mencari di kaskus ada
yang jual dengan harga kurang lebih 700rb-900rb. Ah masih terlalu mahal buat
kantong saya, saya coba ke bengkel dan menemukan dengan harga cuman 500rb, tapi
sayang warnanya merah sedangkan motor saya warnanya hitam, harus cat ulang, dan
harus keluar biaya lagi sepertinya.
Setelah saya mencari-cari, ternyata belum juga menemukan
yang cocok, ada yang menawarkan dengan model ducati, tapi nanti malah keluar
dari konsep, ada yang menawarkan dengan model R6 bahkan ini lebih mirip, tapi
harga tidak cocok dengan kantong saya, akhirnya beberapa bulan saya bertahan
dengan kondisi ini dan hatipun merasa kecewa, karena hasil modifikasi tidak
sesuai dengan apa yang saya harapkan, yah jujur saja mungkin ini projek ke dua
saya dan projek yang menurut saya gagal, tapi tidak 100% gagal, setidaknya
untuk orang awam masih menganggap ini keren, bagus, kayak ninja, dan kadang di
lampu merah di liatin bahkan sering ada yang nanya ini motor apa? Habis berapa?
Keren yah, tapi menurut saya ini tidak keren, dan akhirnya saya merasakan
sendiri ketidak puasan tersebut, dimana sebelumnya saya konsultasi dengan para
pakar dan baca-baca di internet tentang modifikasi seperti yang saya tuangkan
di awal artikel ini, ternyata itu memang benar, dan kenapa saya bilang
modifikasi itu tidak ada puasnya, tidak ada batasannya, mungkin ini jawabannya,
tapi mungkin lain cerita juga kalau hasilnya sesuai dengan apa yang kita
harapkan, tapi ya sudahlah masih ada hari esok, sekarang nabung dulu deh.
Sekian dan terima kasih, next time saya akan bahas lagi bahas lagi tentang modifikasi
vixion saya ini. Ok, see you next time deh…
berikut ini hasil setelah sedikit diperbaiki, lumayan lah hehhe...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar